ARTI HACKER

Sejarah Hacker dan Cracker


Hacker muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka beroperasi dengan sejumlah komputer mainframe. Kata hacker pertama kali muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik dari yang telah dirancang bersama. Kemudian pada tahun 1983, analogi hacker semakin berkembang untuk menyebut seseorang yang memiliki obsesi untuk memahami dan menguasai sistem komputer. Pasalnya, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee AS. 414 merupakan kode area lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Salah seorang dari antara pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.
Kemudian pada perkembangan selanjutnya muncul kelompok lain yang menyebut-nyebut diri hacker, padahal bukan. Mereka ini (terutama para pria dewasa) yang mendapat kepuasan lewat membobol komputer dan mengakali telepon (phreaking). Hacker sejati menyebut orang-orang ini 'cracker' dan tidak suka bergaul dengan mereka. Hacker sejati memandang cracker sebagai orang malas, tidak
bertanggung jawab, dan tidak terlalu cerdas. Hacker sejati tidak setuju jika dikatakan bahwa dengan menerobos keamanan seseorang telah menjadi hacker.
Para hacker mengadakan pertemuan setiap setahun sekali yaitu diadakan setiap pertengahan bulan Juli di Las Vegas. Ajang pertemuan hacker terbesar di dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara Def Con tersebut lebih kepada ajang pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas hacking.
Pengertian Hacker dan Cracker
1. Hacker
Hacker adalah sebutan untuk mereka yang memberikan sumbangan yang bermanfaat kepada jaringan komputer, membuat program kecil dan membagikannya dengan orang-orang di Internet. Sebagai contoh : digigumi (Grup Digital) adalah sebuah kelompok yang mengkhususkan diri bergerak dalam bidang game dan komputer. Digigumi ini menggunakan teknik teknik hexadecimal untuk mengubah teks yang terdapat di dalam game. Contohnya, game Chrono Trigger berbahasa Inggris dapat diubah menjadi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, status Digigumi adalah hacker, namun bukan sebagai perusak. Hacker disini artinya, mencari, mempelajari dan mengubah sesuatu untuk keperluan hobi dan pengembangan dengan mengikuti legalitas yang telah ditentukan oleh developer game. Para hacker biasanya melakukan penyusupan-penyusupan dengan maksud memuaskan pengetahuan dan teknik. Rata - rata perusahaan yang bergerak di dunia jaringan global (internet) juga memiliki hacker. Tugasnya yaitu untuk menjaga jaringan dari kemungkinan perusakan pihak luar "cracker", menguji jaringan dari kemungkinan lobang yang menjadi peluang para cracker mengobrak - abrik jaringannya, sebagai contoh : perusahaan asuransi dan auditing "Price Waterhouse". Ia memiliki team hacker yang disebut dengan Tiger Team. Mereka bekerja untuk menguji sistem sekuriti client mereka.
2. Cracker
Cracker adalah sebutan untuk mereka yang masuk ke sistem orang lain dan cracker lebih bersifat destruktif, biasanya di jaringan komputer, mem-bypass password atau lisensi program komputer, secara sengaja melawan keamanan komputer, men-deface (merubah halaman muka web) milik orang lain bahkan hingga men-delete data orang lain, mencuri data dan umumnya melakukan cracking untuk keuntungan sendiri, maksud jahat, atau karena sebab lainnya karena ada tantangan. Beberapa proses pembobolan dilakukan untuk menunjukan kelemahan keamanan sistem.
Hirarki / Tingkatan Hacker
1. Elite
Ciri-ciri : mengerti sistem operasi luar dalam, sanggup mengkonfigurasi & menyambungkan jaringan secara global, melakukan pemrogramman setiap harinya, effisien & trampil, menggunakan pengetahuannya dengan tepat, tidak menghancurkan data-data, dan selalu mengikuti peraturan yang ada. Tingkat Elite ini sering disebut sebagai ‘suhu’.
2. Semi Elite
Ciri-ciri : lebih muda dari golongan elite, mempunyai kemampuan & pengetahuan luas tentang komputer, mengerti tentang sistem operasi (termasuk lubangnya), kemampuan programnya cukup untuk mengubah program eksploit.
3. Developed Kiddie
Ciri-ciri : umurnya masih muda (ABG) & masih sekolah, mereka membaca tentang metoda hacking & caranya di berbagai kesempatan, mencoba berbagai sistem sampai akhirnya berhasil & memproklamirkan kemenangan ke lainnya, umumnya masih menggunakan Grafik User Interface (GUI) & baru belajar basic dari UNIX tanpa mampu menemukan lubang kelemahan baru di sistem operasi.
4. Script Kiddie
Ciri-ciri : seperti developed kiddie dan juga seperti Lamers, mereka hanya mempunyai pengetahuan teknis networking yang sangat minimal, tidak lepas dari GUI, hacking dilakukan menggunakan trojan untuk menakuti & menyusahkan hidup sebagian pengguna Internet.
5. Lamer
Ciri-ciri : tidak mempunyai pengalaman & pengetahuan tapi ingin menjadi hacker sehingga lamer sering disebut sebagai ‘wanna-be’ hacker, penggunaan komputer mereka terutama untuk main game, IRC, tukar menukar software prirate, mencuri kartu kredit, melakukan hacking dengan menggunakan software trojan, nuke & DoS, suka menyombongkan diri melalui IRC channel, dan sebagainya. Karena banyak kekurangannya untuk mencapai elite, dalam perkembangannya mereka hanya akan sampai level developed kiddie atau script kiddie saja.
Cracker tidak mempunyai hirarki khusus karena sifatnya hanya membongkar dan merusak.
Kode Etik Hacker
1. Mampu mengakses komputer tak terbatas dan totalitas.
2. Semua informasi haruslah FREE.
3. Tidak percaya pada otoritas, artinya memperluas desentralisasi.
4. Tidak memakai identitas palsu, seperti nama samaran yang konyol, umur, posisi, dll.
5. Mampu membuat seni keindahan dalam komputer.
6. Komputer dapat mengubah hidup menjadi lebih baik.
7. Pekerjaan yang di lakukan semata-mata demi kebenaran informasi yang harus disebar luaskan.
8. Memegang teguh komitmen tidak membela dominasi ekonomi industri software tertentu.
9. Hacking adalah senjata mayoritas dalam perang melawan pelanggaran batas teknologi komputer.
10. Baik Hacking maupun Phreaking adalah satu-satunya jalan lain untuk menyebarkan informasi pada massa agar tak gagap dalam komputer.
Cracker tidak memiliki kode etik apapun.
Aturan Main Hacker
Gambaran umum aturan main yang perlu di ikuti seorang hacker seperti di jelaskan oleh Scorpio, yaitu:
· Di atas segalanya, hormati pengetahuan & kebebasan informasi.
· Memberitahukan sistem administrator akan adanya pelanggaran keamanan / lubang di keamanan yang anda lihat.
· Jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack.
· Tidak mendistribusikan & mengumpulkan software bajakan.
· Tidak pernah mengambil resiko yang bodoh – selalu mengetahui kemampuan sendiri.
· Selalu bersedia untuk secara terbuka / bebas / gratis memberitahukan & mengajarkan berbagai informasi & metoda yang diperoleh.
· Tidak pernah meng-hack sebuah sistem untuk mencuri uang.
· Tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan membuat kerusakan.
· Tidak pernah secara sengaja menghapus & merusak file di komputer yang dihack.
· Hormati mesin yang di hack, dan memperlakukan dia seperti mesin sendiri.
Hacker sejati akan selalu bertindak berlandaskan kode etik dan aturan main sedang cracker tidak mempunyai kode etik ataupun aturan main karena cracker sifatnya merusak.
Perbedaan Hacker dan Cracker
a. Hacker
1.Mempunyai kemampuan menganalisa kelemahan suatu sistem atau situs. Sebagai contoh : jika seorang hacker mencoba menguji situs Yahoo! dipastikan isi situs tersebut tak akan berantakan dan mengganggu yang lain. Biasanya hacker melaporkan kejadian ini untuk diperbaiki menjadi sempurna.
2.Hacker mempunyai etika serta kreatif dalam merancang suatu program yang berguna bagi siapa saja.
3. Seorang Hacker tidak pelit membagi ilmunya kepada orang-orang yang serius atas nama ilmu pengetahuan dan kebaikan.

b. Cracker
1. Mampu membuat suatu program bagi kepentingan dirinya sendiri dan bersifat destruktif atau merusak dan menjadikannya suatu keuntungan. Sebagia contoh : Virus, Pencurian Kartu Kredit, Kode Warez, Pembobolan Rekening Bank, Pencurian Password E-mail/Web Server.
2. Bisa berdiri sendiri atau berkelompok dalam bertindak.
3. Mempunyai situs atau cenel dalam IRC yang tersembunyi, hanya orang-orang tertentu yang bisa mengaksesnya.
4. Mempunyai IP yang tidak bisa dilacak.
5. Kasus yang paling sering ialah Carding yaitu Pencurian Kartu Kredit, kemudian pembobolan situs dan mengubah segala isinya menjadi berantakan. Sebagai contoh : Yahoo! pernah mengalami kejadian seperti ini sehingga tidak bisa diakses dalam waktu yang lama, kasus clickBCA.com yang paling hangat dibicarakan tahun 2001 lalu.
Dua Jenis Kegiatan Hacking
1. Social Hacking, yang perlu diketahui : informasi tentang system apa yang dipergunakan oleh server, siapa pemilik server, siapa Admin yang mengelola server, koneksi yang dipergunakan jenis apa lalu bagaimana server itu tersambung internet, mempergunakan koneksi siapa lalu informasi apa saja yang disediakan oleh server tersebut, apakah server tersebut juga tersambung dengan LAN di sebuah organisasi dan informasi lainnya
2. Technical Hacking, merupakan tindakan teknis untuk melakukan penyusupan ke dalam system, baik dengan alat bantu (tool) atau dengan mempergunakan fasilitas system itu sendiri yang dipergunakan untuk menyerang kelemahan (lubang keamanan) yang terdapat dalam system atau service. Inti dari kegiatan ini adalah mendapatkan akses penuh kedalam system dengan cara apapun dan bagaimana pun.
Contoh Kasus Hacker
1. Pada tahun 1983, pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s(414 merupakan kode area lokal mereka) yang berbasis di Milwaukee AS. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut melakukan pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Salah seorang dari antara pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.
2. Digigumi (Grup Digital) adalah sebuah kelompok yang mengkhususkan diri bergerak dalam bidang game dan komputer dengan menggunakan teknik teknik hexadecimal untuk mengubah teks yang terdapat di dalam game. Contohnya : game Chrono Trigger berbahasa Inggris dapat diubah menjadi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, status Digigumi adalah hacker, namun bukan sebagai perusak.
3. Pada hari Sabtu, 17 April 2004, Dani Firmansyah, konsultan Teknologi Informasi (TI) PT Danareksa di Jakarta berhasil membobol situs milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) di http://tnp.kpu.go.id dan mengubah nama-nama partai di dalamnya menjadi nama-nama "unik", seperti Partai Kolor Ijo, Partai Mbah Jambon, Partai Jambu, dan lain sebagainya. Dani menggunakan teknik SQL Injection(pada dasarnya teknik tersebut adalah dengan cara mengetikkan string atau perintah tertentu di address bar browser) untuk menjebol situs KPU. Kemudian Dani tertangkap pada hari Kamis, 22 April 2004.
Akibat yang Ditimbulakan oleh Hacker dan Cracker
Hacker : membuat teknologi internet semakin maju karena hacker menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk melihat, menemukan dan memperbaiki kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem komputer ataupun dalam sebuah software, membuat gairah bekerja seorang administrator kembali hidup karena hacker membantu administrator untuk memperkuat jaringan mereka.
Cracker : merusak dan melumpuhkan keseluruhan sistem komputer, sehingga data-data pengguna jaringan rusak, hilang, ataupun berubah.
Kesimpulan
Para hacker menggunakan keahliannya dalam hal komputer untuk melihat, menemukan dan memperbaiki kelemahan sistem keamanan dalam sebuah sistem komputer ataupun dalam sebuah software. Oleh karena itu, berkat para hacker-lah Internet ada dan dapat kita nikmati seperti sekarang ini, bahkan terus di perbaiki untuk menjadi sistem yang lebih baik lagi. Maka hacker dapat disebut sebagai pahlawan jaringan sedang cracker dapat disebut sebagai penjahat jaringan karena melakukan melakukan penyusupan dengan maksud menguntungkan dirinya secara personallity dengan maksud merugikan orang lain. Hacker sering disebut hacker putih (yang merupakan hacker sejati yang sifatnya membangun) dan hacker hitam (cracker yang sifatnya membongkar dan merusak)


Ditulis oleh :HACKER INDONESIA
Diterjemahkan Oleh FAJAR HAINUL YAKIN


SEJARAH HACKER:

Terminologi peretas muncul pada awal tahun 1960-an di antara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer dan mereka berkutat dengan sejumlah komputer mainframe. Kata bahasa Inggris "hacker" pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik daripada yang telah dirancang bersama.
Kemudian pada tahun 1983, istilah hacker mulai berkonotasi negatif. Pasalnya, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee, Amerika Serikat. 414 merupakan kode area lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Satu dari pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.
Kemudian pada perkembangan selanjutnya muncul kelompok lain yang menyebut-nyebut diri sebagai peretas, padahal bukan. Mereka ini (terutama para pria dewasa) yang mendapat kepuasan lewat membobol komputer dan mengakali telepon (phreaking). Peretas sejati menyebut orang-orang ini cracker dan tidak suka bergaul dengan mereka. Peretas sejati memandang crackersebagai orang malas, tidak bertanggung jawab, dan tidak terlalu cerdas. Peretas sejati tidak setuju jika dikatakan bahwa dengan menerobos keamanan seseorang telah menjadi peretas.
Para peretas mengadakan pertemuan tahunan, yaitu setiap pertengahan bulan Juli di Las Vegas. Ajang pertemuan peretas terbesar di dunia tersebut dinamakan Def Con. Acara Def Con tersebut lebih kepada ajang pertukaran informasi dan teknologi yang berkaitan dengan aktivitas peretasan.
Peretas memiliki konotasi negatif karena kesalahpahaman masyarakat akan perbedaan istilah tentang hacker dan cracker. Banyak orang memahami bahwa peretaslah yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus, dan lain-lain, padahal mereka adalah crackerCracker-lah menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu sistem. Atas alasan ini biasanya para peretas dipahami dibagi menjadi dua golongan:White Hat Hackers, yakni hacker yang sebenarnya dan cracker yang sering disebut dengan istilah Black Hat Hackers.


Bagi orang awam, istilah hacking sendiri mungkin identik dengan pembobolan situs atau sistem, pencurian data di internet, maupun bentuk kejahatan-kejahatan dunia maya lainnya. Well, tampaknya persepsi tersebut tidak salah, namun sedikit agak berlebihan. Kenapa saya mengatakan demikian? Untuk meluruskan kembali makna hacking maupun hacker (orang yang melakukan hacking), ada baiknya kita melihat sejarah dan perkembangannya.

Kata hacking pertama kali muncul pada awal tahun 1960-an diantara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT). Kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer, khusunya komputer mainframe. Kata hacker sendiri mengacu pada seseorang yang punya minat besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya. Memang pada awalnya istilah hacking dan hacker memiliki konotasi yang positf.

Pada tahun 1983-lah, istilah hacker mulai berkonotasi negatif. Pasalnya, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer yang bernama The 414s. Kelompok yang berbasis di Milwaukee, Amerika Serikat ini dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Satu dari pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.

Kesalahpahaman terhadap definisi hacker pun semakin diperparah dengan adanya sekelompok orang yang mengatasnamakan diri mereka sebagai hacker, padahal bukan.

Mereka mengambil keuntungan atas tindakan mereka membobol situs atau sistem komputer.

Belum lagi dengan munculnya film yang berjudul Hackers pada tahun 1995, yang menceritakan pertarungan antara anak muda jago komputer bawah tanah dengan sebuah perusahaan high-tech dalam menerobos sebuah sistem komputer. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana akhirnya anak-anak muda tersebut mampu menembus dan melumpuhkan keamanan sistem komputer perusahaan tersebut. Pada tahun yang sama keluar pula film berjudul The Net yang mengisahkan bagaimana perjuangan seorang pakar komputer wanita yang identitas dan informasi jati dirinya di dunia nyata telah diubah oleh seseorang. Dengan keluarnya dua film tersebut, maka eksistensi terminologi hacker pun semakin jauh dari yang pertama kali muncul di tahun 1960-an di MIT.

Definisi hacker sendiri sampai saat ini masih menuai pro dan kontra. Apalagi dengan kenyataan yang terjadi di atas.

Masyarakat memahami hacker sebagai sesuatu yang negatif karena kesalahpahaman akan perbedaan istilah tentang hacker dan cracker.

Banyak orang memahami bahwa hacker-lah yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus, dan lain-lain, padahal mereka adalah Cracker. Cracker-lah yang menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu sistem.

Sejatinya hacker bukanlah perusak seperti yang dibayangkan banyak orang. Justru kita patut berterima kasih atas kehadiran mereka. Tanpa mereka, mungkin trend dotcommers tidak akan seramai saat ini.

Berkat mereka lah internet yang saat ini kita rasakan terus berkembang dan terus diperbaiki dari segala kesalahan dan kekurangan sistem yang ada.

Berbagai kelemahan yang ada terus dipubikasikan dan diperbaiki secara sukarela. Bahkan satu hal yang membuat saya salut adalah rasa berbagi informasi dan pengetahuan antar anggota komunitas hacker yang justru tumbuh di dunia maya yang biasanya terkesan futuristik dan jauh dari rasa sosial.

Hacking is an art.
Itulah slogan yang sering saya temukan di berbagai forum maupun komunitas hacker. Mungkin bagi saya hacking sendiri tidak hanya sekedar seni, melainkan juga sebuah kreativitas. Mengapa demikian? Well, satu hal penting yang saya dapat ketika mengikuti kelas Algortma dan Pemrograman adalah algoritma merupakan sebuah seni. Artinya perancangan algoritma dari sebuah aplikasi maupun sistem adalah unik, berbeda antara satu programmer dan programmer lainnya. Meskipun maksud dan fungsi dari dua buah aplikasi maupun sistem itu sama, dapat dipastikan bahwa penulisan kode programnya berbeda. Di sinilah cara pandang seorang hacker, di mana mereka melihat sebuah cara penulisan kode program sebagai sebuah seni.

Apa hubungannya seni dengan hacking? Untuk dapat memahami sebuah seni, kita harus memiliki jiwa seni. Itulah kalimat yang sering kita dengar ketika mengikuti pelajaran kesenian ketika SMA. Sama halnya dengan hacking. Hacker memandang sebuah sistem sebagai bentuk seni, dengan demikian ia dapat menemukan arti dari sistem tersebut. Dengan memahaminya, tentulah ia menemukan kelemahan-kelemahan dari sebuah sistem.

Tidak cukup sampai di situ. Proses pengeksplorasian kelemahan sebuah sistem juga menuntut kreativitas yang tinggi, karena tidak ada ilmu baku yang membahas tentang itu semua. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa penulisan kode program dari sebuah sistem adalah seni yang unik, dengan demikian diperlukan kreativitas yang tinggi bagi seorang hacker untuk dapat mengeksplorasi kelemahan sistem tersebut. Nah, untuk memperoleh kreativitas yang tinggi, maka mutlak diperlukan sebuah rasa keingintahuan (curiosity) yang tinggi pula.

Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hacking bukan hanya sekedar ilmu, melainkan sebuah seni yang memerlukan kreativitas tinggi. Untuk menimbulkan daya kreativitas yang tinggi, maka diperlukan rasa keingintahuan yag tinggi pula. Bukan seorang hacker namanya jika ia hanya menunggu datangnya sebuah informasi, namun ia juga harus aktif mencari informasi, baik melalui forum maupun terjun langsung.

Namun timbul sebuah pro dan kontra baru. Kini tidak lagi memperdebatkan masalah definisi hacking itu sendiri, melainkan tentang sepak terjang hacker. Bagi seorang hacker segala informasi adalag free (bebas), namun pernyataan ini menuai kontra, karena jika semua informasi adalah free maka tidak ada lagi privasi. Selama ini hacker sejati memang tidak pernah merusak, mereka hanya sekedar mencoba masuk ke dalam sebuah sistem untuk mendeteksi kelemahan-kelamahan yang ada. Namun permasalahannya adalah bagaimana jika hacker tersebut masih newbie dan ia tidak mengetahui apakah yang ia lakukan itu merusak atau tidak. Maka jangan heran ketika ada seorang hacker yang ditangkap padahal ia hanya iseng ataupun coba-coba.

Terlepas dari itu semua, terdapat batas yang tipis antara kreativitas dan kriminalitas dalam dunia maya. Salah melangkah sedikit saja, maka konsekuensinya adalah hukum. Untuk itulah, perlu sekiranya seorang hacker juga memperhatikan etika-etika yang ada. Saat ini muncul istilah Certified Ethical Hacker, dimana seorang hacker dimungkinkan untuk memiliki sertifikasi bertaraf internasional dalam dunia hacking. Dengan sertifikasi ini secara legal seorang hacker dapat melakukan pekerjaanya dengan seizin dan sepengetahuan pemilik dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat keamanan pada suatu sistem. Meskipun demikian, kegiatan yang dilakukan tanpa sepengetahuan dan izin dari pemilik, walaupun memiliki tujuan yang baik justru mendapat ancaman hukuman yang sesuai jika sang pemilik sistem merasa tidak senang dengan perbuatan hacker.

MAKNA LAIN DALAM ARTI HACKER
hacker.jpg
Pada umumnya kita selalu menganggap bahwa orang-orang yang serik merusak website lain itu disebut Hacker, namun aslinya dalam dunia bawah tanah Komputer terdapat beberapa kelompok yang berbeda dengan aktifitas yang berbeda pula, Antara lain :
Kelompok Anarkis
Kelompok ini kayaknya berawal pd era 60-70an yaitu pada masa perang Vietnam, mereka banyak menentang tentang keterlibatan AS dalan perang tersebut. Kegiatan kaum ini biasanya melibatkan penyebaran informasi tentang pembuatan campuran-campuran bahan peledak, perakitan senjata sederhana, ajakan untuk bertindak anarkis dan sebagainya secara elektronik ( Contohnya Dokumen Anarchy ‘n Explosive ). Sampai sekarang masih ada situs-situs yang menyediakan informasi-informasi anarkis yang serupa diinternet misalnya “Cult of the Dead Cow”.
Kelompok Cyberpunk
Istilah Cuberpunk ini diistilahkan oleh Steward Brand, editor “Whole Earth Catalog” sebagai “Technology with an attitude”. Seperti budaya “punk” yang lainnya kelompok ini cenderung menjurus ke anarkisme, tapi mereka tidaklah benar-benar melakukan kejahatan atau pemberontakan. Tindakan yang mereka lakukan hanyalah merupakan symbol belaka.
Kelompok Cypherpunk
Kelompok ini juga disebut juga cryptographers, yang terdiri dari orang-orang yang gemar bereksperimen dengan metode Enkripsi / penyandian data. Usaha merekan adalah untuk menemukan metode penyandian data yang seaman mungkin ( untuk menjamin privasi merekan ), dan juga cara untuk membongkar metode-metode penyandian data yang sudah ada.
Kelompook penulis virus ( virus writer )
Istilah penulis virus disini sebenarnya ditujukan kepada orang-orang yang memiliki keahlian dalam menulis program virus, worm dan sejenisnya. Merekan ahli dalam membuat program-program kecil namun efisien, dengan kecerdasan buatan (artificial intelegent atau AI ). Biasanya kelompok ini masih berstatus mahasiswa, programmer, pakar sampai peneliti.
Kelompok pirate / pembajak
Aktifits kelompok ini adalah melakukan salinan-salinan ilegal dari perangkat lunak komputer, oleh karena itu mereka dicap sebagain musuh besar perusahaan perangkat lunak komp. Awalnya kelompok ini tidaklah berorientasi pada uang, karena mereka menggandakan hanya kepada rekan-rekan mereka saja tanpa bayaran. Tapi dimasa kini pembajakan softaware telah mengarah ke tujuan komersial karena didorong juga oleh harga perangkat lunak yang mahal.
Kelompok phreaker
Sering dijabarkan sebagai Phone freaker, yaitu orang-orang yang berusaha mempelajari dan menjelajahi segala aspek dalam system telefon, pada awalnya Amerika masih dikendalikan oleh nada-nada berfrekwensi tinggi (sampai remaja tunanetra bernama Joseph “Joe “ Engressia menemukan bahwa ia dapat menggunakan siulannya untuk mengendalikan system telefon. Sejak perusahaan telekomunikasi AS menggunakan komputer untuk mengendalikan jaringan telefon, para phreaker juga beralih kekomputer dan menjadi makin mirip dengan hacker, ada dua alasan umum untuk persamaan ini:
- Phreaker menjelahi teknik komputer agar bisa melanjutkan penjelajahannya pada jaringan telefon yang kini dikendalikan komp.
- Hacker mempelajari teknik phreaking agar dapat memanipulasi system te;efon untuk menekan biaya sambunga telefon, dan untuk menghindari pelacakan.
Kelompok hacker
Dari masa ke masa definisi “hacker” telah berkembang, namun pada masa ini dapat didefinisikan sebagai “Orang-orang yang gemar mempelajari seluk beluk system komp. Dan bereksperimen dengannya.” Eric Raymond, penyusun “The New Hacker’s Dictionary (MIT Press 1994), menuliskan ciri-ciri hacker sebagai berikut :
- Gemar mempelajari detail system komp. Atau bahasa pemrograman.
- Gemar melakukan praktek pemrograman daripada hanya menteorikannya
- Mampu menghargai hasil hacking orang lain.
- Mempelajari pemrograman dengan cepat
- Mahir dalam system operasi / bahasa pemrograman tertentu (Unix)
Hacker sejati bukanlah kelompok kriminal perusak jaringan seperti anggapan orang banyak, namun harus diakui bahwa dari waktu ke waktu terdapat cukup banyak hacker yang menyalah gunakan kemampuan dan pengethuan mereka untuk hal-hal yang destruktif dan negatif, melakukan berbagai kejahatan atau berbuat usil dengan mengacaukan dan merusak file orang.

0 komentar